Ikrar.

Amarine Celia
2 min readMay 18, 2024

--

Ship : Tiernan x Mikhail (TierMikha)

Tags : OOC(?) mungkin

Ultimatum yang dijatuhkan oleh Razalina sebenarnya bukan menjadi pemicu utama Tiernan kembali menyambangi ruang mesin, tempat Mikhail berada sekarang. Melainkan alasan yang lebih mendasar karena Tiernan tidak betah jika terlalu lama didiamkan Mikhail dan ia sendiri mudah sekali merindukan celotehan pemuda tersebut entah mengenai hal acak tentang semesta dan waktu atau mengenai mesin-mesin kompleks pada sebuah jam saku.

Lantas, setelah ia selesai dengan urusannya ditambah adanya tekanan dari pihak luar (Razalina, tentu saja), Tiernan menghampiri Mikhail yang kali itu — sesuai dengan ucapannya — tengah disibukkan dengan pipa-pipa bocor.

Tiernan tahu, Mikhail menyadari kedatangannya tapi sang mekanik itu memilih untuk diam dan tidak menghiraukan Tiernan yang tanpa permisi juga, mengambil duduk tepat di sebelahnya.

“Hei … perlu bantuan?”

Mikhail geming; yang bersuara hanya perkakas-perkakasnya. Tangan Tiernan pun merangsek ke dalam saku celana untuk menggapai dua benda yang menyibukkannya sejak beberapa saat lalu dan yang juga menjadi sumber perkara masalah mereka kali ini.

“Ini tang dan obengnya,” Perlahan Tiernan ulurkan ke arah Mikhail yang saat itu langsung terhenti, “Maaf karena saya selalu ceroboh dan kelihatan menyepelekan hal-hal seperti ini. Saya berjanji akan belajar untuk hati-hati mulai sekarang.”

“Hm …” Walaupun dengan wajah yang masih memberengut manis (opini pribadi Tiernan), satu dengkusan sesingkat itu saja sudah membuat Tiernan senang; sebuah tanda jika Mikhail telah berhenti mengabaikannya. “Aku pegang janjimu.”

“Iya, boleh.” Tiernan mengulas senyum penuh kelegaan.

Mikhail menerima kembali obeng dan tang yang diserahkan Tiernan, lalu menyampirkannya ke sisi yang lain. “Kamu ingat ucapanku soal kamu yang tidak peduli pada benda-benda yang kamu miliki?”

“Ingat. Ada apa?”

“Aku marah karena aku takut kalau suatu saat kamu juga tidak peduli padaku dan membiarkanku hilang begitu saja.” Mikhail menjawab dan sengaja tidak sambil menatap Tiernan.

Tiernan terhenyak. Ketakutan Mikhail itu mungkin terdengar berlebihan. Namun, Tiernan mengerti. Ekspedisi mereka tidak mungkin selalu berjalan sesuai kehendak. Suatu hari, suatu saat, di hari yang tidak ingin Tiernan bayangkan, mimpi mereka bisa saja terhempas di tengah perjalanan. Kehilangan rekan perjalanan adalah kemungkinan yang tak mampu dihindari perintis seperti mereka.

“Misha …” Suara Tiernan yang hangat, membuat Mikhail menoleh ke arahnya.

Seketika itu pula, Tiernan meraih dagu Mikhail perlahan, mengikis jarak keduanya sampai bibir mereka bersambut dalam sebuah kecupan sederhana yang lambat-laun menghapus keresahan hati Mikhail. Untuk beberapa sekon yang dirasa intim, mereka biarkan semua melarut jadi satu. Bahkan saat tautan terlepas, dua pasang mata mereka masih berbicara dalam keheningan yang sama.

“Maaf karena sebelumnya saya tidak menyadari kegundahanmu,” Akhirnya Tiernan buka suara, “Meskipun bagi saya kedudukan tang dan obeng itu berbeda sangat jauh denganmu, saya menyadari jika saya telah membuatmu khawatir. Sejak awal, saya tidak akan pernah membiarkanmu hilang. Karena kamu adalah seseorang yang sangat berharga bagi saya.”

Tiernan mengusap pelan punggung tangan Mikhail dan jemarinya lama-lama turut mengisi sela di antara jemari Mikhail sampai mereka bertaut.

“Saya tidak akan pernah melupakanmu. Walaupun dunia tengah bertindak tidak adil pada kita, walaupun kematian telah menghampiri di depan mata, saya akan selalu mengucapkan asmamu di antara hela napas yang tersisa.”

Untuk sekali lagi di hari ini, bibir mereka bertemu.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Amarine Celia
Amarine Celia

No responses yet

Write a response