Kepang

Amarine Celia
3 min readFeb 24, 2023

Cuma mau ngetik Kasala sama Cyno as adek-kakak 🥺. Fic-nya terinspirasi sama fanart Kasala-Cyno nya Kak Shima (@ unkenal01)

"Jadi tadi akhirnya aku sama Haitham debat. Selesai praktikum juga kita tetep debat. Pusing banget pokoknya!"

Kasala menanggapi dengan dehaman ringan sementara tangannya masih menyisir helai rambut putih sang adik dengan hati-hati, "Oohh, jadi gak ada penyelesaiannya?"

"Belum ada. Kalo gak ada, nilai aku gimana, Kak?" Cyno mendengkus keki, Kasala malah terkekeh geli. "Heran aku, tuh. Tiap praktikum, Haitham selalu aja beda pendapat sama aku. Aku hipotesis A, dia B. Aku bilang ini, dia bilang anu. Kayaknya emang aku sama dia tuh gak akan bisa akur mau gimanapun juga."

Jari-jemari lentik Kasala pun lantas mengambil sejumlah kecil rambut Cyno dan mulai membuat jalinan antar helaiannya. Gerakan Kasala dibuat halus, usaha supaya tidak ada helai yang tersangkut maupun kusut. "Kalian berdua selalu kejar-kejaran nilai kan? Kakak rasa wajar kalo akhirnya kalian punya pendirian sendiri-sendiri."

"Gak salah, sih ..." Cyno jadi terdiam sejenak. Ucapan sang kakak jadi membawanya pada masa awal perkuliahan, di mana ia dan Alhaitham sudah menjadi rival akademik bahkan di hari pertama perkuliahan.

Saat itu seorang dosen menanyakan satu pertanyaan dan Cyno dapat menjawabnya dengan baik. Namun tak disangka, Alhaitham malah melemparkan sanggahan dan diskusi alot tidak bisa dihindari di antara mereka berdua bahkan sampai kelas berakhir.

Bermula dari sanalah, Cyno jadi merasa kalau Alhaitham akan menjadi kontra yang sulit diladeni. Sebenarnya Cyno bukan orang yang ambisius, tapi ia tahu apa yang benar dan apa yang salah. Melihat Alhaitham yang selalu punya tanggapan radikal, membuat Cyno merasa harus untuk meluruskannya dan membuktikan pada pemuda tersebut kalau apa yang ia yakini adalah salah.

"Eh, tapi ... kakak jadi mikir," Suara Kasala tiba-tiba menyadarkan Cyno, "Haitham itu beneran sebebal itu atau hanya caper ke kamu aja, Dek?"

Cyno jadi refleks sedikit menoleh ke belakang, "Maksud Kakak?"

Kasala lebih dulu mengikat kepangan rambut Cyno dan memasang jepit-jepit ornamen bunga kecil di sela-sela kepangan tersebut sebelum menjawab, "Haitham tuh emang tabiatnya begitu atau hanya ke kamu aja?"

"Setau aku, dia sebenernya suka ketenangan. Gak suka drama, Kak." Jelas Cyno. "Kecuali ada orang yang mulai ganggu ketenangan dia, baru dia lawan balik."

"Emang kamu suka ganggu dia?"

"Kakak kan tau sendiri aku mendingan nyusun dek TCG di pojok kelas daripada bikin masalah. Apalagi sama dia." Gerutu Cyno. "Kalo sama aku, malah dia duluan yang suka cari masalah. Aneh banget. Nyebelin."

Jawaban Cyno otomatis mengundang kekehan lain dari Kasala. Cyno memang seringkali tidak peka terhadap afeksi yang orang-orang sekitarnya berikan.

"Kok Kakak ketawa?"

"Kakak jadi kasian sama Haitham, Dek. Padahal usahanya udah lumayan."

"Ohh, jadi adiknya Kakak tuh sekarang Haitham bukannya aku?"

Kasala jadi gemas melihat adiknya malah merajuk. Spontan saja Kasala memeluk Cyno dari belakang dan mengecup pipinya sayang.

"Adik kakak cuma satu, namanya Paduka Baginda Maharaja Cyno Titisan Ma—"

"STOP! STOP!! Udah, Kak! Udah! Aku malu ..."

"Kok malu? Namanya ningrat gitu."

"Pokoknya gak bagus!"

"Ya, udah. Kakak gak panggil gitu lagi~"

Masih sambil memeluk Cyno, Kasala mengulum senyum tipis. Adik satu-satunya ini memang terlalu manis. Tak heran kalau akhirnya banyak yang menaruh perhatian lebih padanya.

"Oh, iya. Nanti sekali-kali, ajak Haitham main ke rumah dong, Dek."

"Hah? Buat apaan, Kak? Mana mau lagian dia."

"Coba aja dulu~ bilang kalo kakak undang dia ke rumah," Kasala berbicara penuh arti. "Soalnya Kakak mau ketemu sama orang yang suka sama adeknya Kakak."

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Amarine Celia
Amarine Celia

No responses yet

Write a response